Senin, 20 September 2010

Telaga Ngebel

Bagi Anda yang senang berpetualang mengarungi danau, datanglah ke Telaga Ngebel. Tak ada salahnya bila Anda sedang bepergian ke kota Ponorogo mampir ke Telaga tersebut. Telaga yang satu ini pantas Anda kunjungi. Apalagi bersama pacar Anda. Bisa dijamin, sepulang dari telaga Ngebel kisah cinta Anda akan berlanjut ke pelaminan.
 
Telaga Ngebel
Jika Anda berkunjung ke Ponorogo,cobalah sesekali Anda berkendara sepeda motor atau mobil datang ke Telaga Ngebel yang jauhnya sekitar 24 Km di sebelah timur Ponorogo, Jawa Timur. Ada beberapa jalur alternatif, ketika Anda akan menuju lokasi wisata. Rute paling nyaman sebaiknya melalui Ponorogo-Kota melintas Pasar Pon, terus menuju ke arah Jenangan Ngebel atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pos-Ngebel. 

 
Bila dibandingkan dengan obyek wisata lain, Telaga Ngebel memiliki ciri khas yang tidak dimiliki obyek wisata di tempat lain. Berada di ketinggian 734 m.dpl (meter di atas permukaan laut) di punggung lereng Gunung Wilis, jelas telaga ini bersuhu udara sejuk. Bahkan cenderung dingin. Rata-rata harian udara di sekitar Telaga Ngebel berkisar antara 22-23 derajad Celsius, dapat dipastikan banyak pelancong akan berlama-lama tinggal di seputar telaga ini. 

 
 
Seperti daerah pegunungan lain, di sepanjang perjalanan, mata kita akan dimanjakan dengan panorama alam yang terhampar indah bersaput rerimbunan warna hijau dedaunan. Selain itu tak jarang pula Anda akan diterpa pantulan ari telaga yang tampak berkilau-kilau memainkan sinar mentari di senja atau pun pagi hari. 

 
 
Telaga dengan luas permukaan 1,5 km dan dikelilingi jalan sepanjang 5 km ini menjadi sumber penghidupan bagi warga sekitar, terutama untuk mencari ikan. Keramba dipasang berderet-deret di telaga. Setiap pagi dan sore, para pemilik keramba sibuk memberi makan ikan. Jumlah keramba yang terhampar di sini sekitar 900 yang dikelola 12 kelompok. Ikan yang ditanam adalah nila, wader, dan mujair. 

 
 
Bagi yang tidak memiliki keramba, telaga ini menjadi tempat memancing yang menyenangkan. Aktivitas memancing banyak dilakukan sore hari. Mengitari telaga lewat jalan darat yang ada di sekeliling telaga cukup menyenangkan. Tetapi cobalah berkeliling dengan bus air. Ada dua bus air dengan kapasitas 20 penumpang yang siap mengantar mengelilingi telaga, melihat keramba dari dekat. Tarif naik bus air relatif murah. Dengan Rp 5.000 per orang, pengunjung bisa berkeliling menyusuri keluasan danau selama 30 menit. 

 
 
Sementara bagi yang ingin menghabiskan malam di tepi telaga, pengunjung bisa menginap, karena di sekitar telaga banyak dijumpai hotel atau penginapan. Salah satunya penginapan yang dekat dengan telaga adalah Pesanggrahan Songgolangit. Penginapan milik Pemkab Ponorogo dan memiliki sepuluh kamar ini disewakan Rp 45.000 - Rp 75.000 per malam. 

 
 
Pemandangan yang ditawarkan telaga Ngebel luar biasa. Di sekeliling telaga terdapat jalan searah yang mengantarkan kita menyusuri setiap sudut telaga yang dihiasi oleh hutan kecil yang cukup rimbun. Namun perlu waspada, aura mistik-berhantu-nya juga terasa tapi tidak semenakutkan Situgunung dan waduk Wonorejo Tulungagung. 

 
 
Konon cerita yang berkembang di masyarakat, Telaga Ngebel mempunyai cerita unik yang didasarkan pada kisah seekor ular naga bernama "Baru Klinting". Sang Ular ketika bermeditasi secara tak sengaja dipotong-potong oleh masyarakat sekitar untuk dimakan. Secara ajaib sang ular menjelma menjadi anak kecil yang mendatangi masyarakat dan membuat sayembara, untuk mencabut lidi yang ditancapkan di tanah. 

 
Namun tak seorangpun berhasil mencabutnya. Lantas dia sendirilah yang berhasil mencabut lidi itu. Dari lubang bekas lidi tersebut keluarlah air yang kemudian menjadi mata air yang menggenang hingga membentuk Telaga Ngebel. 

 
 
Legenda Telaga Ngebel, terkait erat dan memiliki peran penting dalam sejarah Kabupaten Ponorogo. Konon salah seorang pendiri Kabupaten ini yakni Batoro Kantong. Sebelum melakukan syiar Islam di Kabupaten Ponorogo, Batoro menyucikan diri terlebih dahulu di mata air, yang ada di dekat Telaga Ngebel yang kini dikenal sebagai Kucur Batoro. 

 
 
Nikmatnya Nila Bakar dan Durian

 
 
Mengunjungi Telaga Ngebel rasanya kurang abdol jika belum menyantap ikan nila bakar yang ditawarakan para pemilik karamba. Di sekitar telaga ini ada lima warung yang menjajakan ikan bakar. Yang membuat nikmat, ikan yang dibakar adalah ikan tangkapan dari telaga. Mereka baru membakar ikan jika ada yang memesan. Pengunjung boleh memilih ikan yang dikehendaki. 

 
 
Sambil menunggu ikan bakar pengunjung bisa duduk menikmaati hembusan semilir angin sejuk. Harga yang dipasang pun tidak mahal. Selesai menyantap ikan nila bakar, jangan buru-buru pulang, di kawasan ini juga terkenal dengan duriannya, tentunya akan ada pada saat-saat tertentu. Selain murah, durian Ngebel juga enak dan isinya tebal. Jangan pula dilupakan, setiap tahunnya di Telaga Ngebel juga diadakan ritual budaya berupa larungan sesaji menyambut tahun baru Hijriyah 1 Muharam.
 
 

Tidak ada komentar: