Kamis, 23 September 2010

Jempol Facebook

Jempol
Sebenarnya tulisan ini berawal dari obrolan dengan seseorang yang sederhana di belakang kampus. Dari berbagai obrolanku dengannya mungkin ini salah satu yang menarik. Bukan saja karena ini termasuk dalam kajian komunikasi yakni semiotika namun karena selalu menemukannya setiap kali membuka facebook.
Mungkin pembahasan dalam tulisan ini kurang mendalam, tetapi semoga mampu menambah khazanah berpikir bersama.
Idenya berawal dari hobinya memberikan jempol pada status orang lain, kemudian ia bertanya dan mengobrol denganku. “Jempol FB itu apa?”

Membicarakan jempol facebook sama saja membicarakan simbol, berikut sedikit kutipan tentang simbol dari wikipedia,
“Simbol berasal dari kata symballo yang berasal dari bahasa Yunani. Symballo artinya ”melempar bersama-sama”, melempar atau meletakkan bersama-sama dalam satu ide atau konsep objek yang kelihatan, sehingga objek tersebut mewakili gagasan. Simbol dapat menghantarkan seseorang ke dalam gagasan atau konsep masa depan maupun masa lalu.[1] Simbol adalah gambar, bentuk, atau benda yang mewakili suatu gagasan, benda, ataupun jumlah sesuatu. Meskipun simbol bukanlah nilai itu sendiri, namun simbol sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya. Simbol dapat digunakan untuk keperluan apa saja. Semisal ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, juga keagamaan. Bentuk simbol tak hanya berupa benda kasat mata, namun juga melalui gerakan dan ucapan. Simbol juga dijadikan sebagai salah satu infrastruktur bahasa, yang dikenal dengan bahasa simbol.

Simbol paling umum ialah tulisan, yang merupakan simbol kata-kata dan suara. Lambang bisa merupakan benda sesungguhnya, seperti salib (lambang Kristen) dan tongkat (yang melambangkan kekayaan dan kekuasaan). Lambang dapat berupa warna atau pola. Lambang sering digunakan dalam puisi dan jenis sastra lain, kebanyakan digunakan sebagai metafora atau perumpamaan. Lambang nasional adalah simbol untuk negara tertentu.”
Kemudian dalam ilmu komunikasi, simbol sebagai salah satu cara untuk media untuk menyampaikan pesan. Dalam hal ini pesan dikemas dalam bentuk - bentuk simbol - simbol. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, simbol - simbol itu bisa gambar, bentuk bahkan bahasa.

Joseph A. Devito mengatakan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tententu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Sumber-penerima adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (atau pembicara) sekaligus penerima (atau pendengar).Encoding-decoding adalah tindakan mengirimkan pesan, berbicara atau menulis (encoding). Sedangkan tindakan menerima pesan, seperti mendengarkan atau membaca disebut decoding.

Apa yang ada di diri dan sekitar kita merupakan simbol. Mulai dari bahasa tubuh, tulisan, intonasi, marka jalan, senyum sampai diam semua merupakan simbol. Semua itu mewakili maknanya masing - masing. Mereka memilki makna karena hasil kesempakatan bersama. Makna inilah merupakan pesan yang disampaikan melalui simbol tersebut.
Lalu bagaiman dengan jempol facebook. Dalam hal ini pesan suka atau tidak suka dituliskan (baca: encoding) dalam bentuk jempol. Lambang jempol dalam facebook sering diartikan sebagai “Like This”. Namun kadang simbol ini menjadi kabur maknanya jika status, catatan, foto atau sebagianya merepresentasikan kesedihan. Apakah dengan memberikan jempol pada kesedihan bermakna bahwa kita menyukai orang tersebut dalam keadaan tersebut. Namun bisa jadi simbol tersebut dapat dimaknai sebagai ikut merasakan perasaan orang lain. Sedangkan proses decoding terjadi ketika pihak lain berusaha memaknai tanda jempol tersebut
Kita akan menjadi senang jika orang lain memberikan jempol dalam situasi baik atau senang. Lalu bagaimana jika yang kita update berupa kesialan, berita buruk atau kesedihan, lalu mampukah kita mendefiniskannya? Pastinya kita tidak mengharapkan amarah atau ketidaksukaan dari yang diberikan jempol karena statusnya sedih. Jika itu terjadi, bisa saja ada noise atau gangguan dari penerima atau penyampai pesan.

Kata “Like this” dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai “menyukai ini” Jika seseorang dalam suasana sedih lalu kita memberikan jempol, apakah artinya kita menyukai keadaan orang tersebut. Tentunya hal ini menjadi pertanyaan sendiri bagi kita.
Kita bisa sama - sama sepakat memaknai jempol jika seseorang dalam keadaan baik, namun apakah kita sudah bersepakat apakah arti jempol pada situasi yang berbeda ?


Tidak ada komentar: