Minggu, 05 September 2010

Maaf Lahir Batin

 Lihatlah matahari dan rembulan
menari-nari melihat dirimu
memaafkanku sebelum kuminta.
Kala air hujan jatuh membasahi bumi
larutkan debu-debu di dedaunan
Kala maafmu terucap untukku
larutkan debu-debu dosa dari diriku
Seperti meja kerja yang tertata rapi
Seperti piring di rak yang kering dan bersih
Seperti meja makan yang dipenuhi hidangan
Begitulah aku mempersiapkan diri
untuk jamuan kata maaf darimu
Indahnya mawar boleh dihiasi duri
Indahnya perdu boleh dihiasi benalu
Indahnya langit boleh dihiasi mendung
Namun indahnya persahabatan kita
hanya boleh dihiasi ketulusanmu memaafkanku
Bila aku diberi anugrah
hujan uang dari langit
atau hujan maaf darimu sahabat
Dengan senang hati aku memilih maafmu
Jangan biarkan tidurku tidak nyenyak
Jangan biarkan makanku tidak enak
Jangan biarkan hari-hariku sesak
menanti kata maaf darimu
Seperti kancil mencuri timun
Seperti kancil terperangkap orang-orangan sawah
Seperti kancil mengiba maaf Pak Tani
Bagitulah aku memohon maaf darimu
Seandainya aku harus memilih
duka derita untuk raih maafmu
atau sukaria tanpa kata maaf darimu
Aku pasti memilih sukaria dalam maafmu.
kerena yakin kau takkan rela diriku menderita
Seperti tangan rela terluka duri-duri mawar
demi sekuntum bunga yang menawan hati
Kuharap luka dosaku kaurelakan
demi indahnya persahabatan kita
Maafkan aku karena mengabaikanmu
Maafkan aku karena menyakitimu
Maafkan aku atas segala kekasaranku
Maafkan aku atas segala kesalahanku
Seperti permata yang kembali bersinar
Seperti daun yang kembali menghijau
Seperti air yang kembali jernih
Seperti maafmu membawaku kembali fitri
Hari-hari yang kita lalui,
tidak hanya saling berbagi,
namun juga saling menyakiti
Di hari idul fitri ini,
tak hanya maafmu yang kuingini,
namun juga tekad saling menasehati,
untuk terus memperbaiki diri.

Tidak ada komentar: